Program pembelajaran bagi mahasiswa asing (Dharmasiswa) di perguruan tinggi seni tidak hanya menjadi ajang transfer ilmu, tetapi juga wadah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Indonesia ke kancah global. Salah satu wujud nyata dari upaya ini adalah mata kuliah Silat, yang kini menjadi bagian dari proses akademik bagi mahasiswa Dharmasiswa dari Tanzania. Setelah menempuh proses pembelajaran selama empat bulan, para mahasiswa ini akhirnya menghadapi ujian akhir, yang menjadi puncak dari perjalanan mereka dalam memahami seni bela diri tradisional Indonesia.
Silat dalam Perspektif Global
Sebagai warisan budaya tak benda yang telah diakui oleh UNESCO, Silat memiliki daya tarik tersendiri bagi mahasiswa internasional. Program Dharmasiswa yang diikuti oleh mahasiswa asal Tanzania ini memberikan pengalaman unik dalam memahami filosofi dan teknik Silat, baik dalam aspek gerakan maupun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Selama empat bulan, para mahasiswa diajarkan berbagai teknik dasar seperti jurus, langkah, tangkisan, dan serangan, hingga aspek strategis dalam menghadapi lawan. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan pemahaman tentang makna filosofis yang terkandung dalam Silat, yaitu keselarasan, keseimbangan, dan sikap hormat terhadap sesama.
Proses Penampilan: Menguji Kemampuan dalam Kelas Internasional
Penampilan pada 3 Februari yang dilaksanakan di Gedung Pertunjukan Hoerdijah Adam kampus ISI padangpanjang ini menjadi momen yang dinanti-nantikan, tidak hanya bagi mahasiswa Dharmasiswa, tetapi juga bagi seluruh civitas akademika yang ikut menyaksikan bagaimana proses pembelajaran kelas internasional ini berjalan. Penampilan ini tidak hanya menguji aspek teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang budaya dan filosofi Silat.

Berikut beberapa aspek yang ditampilkan:
Demonstrasi Teknik Dasar: Mahasiswa menampilkan penguasaan jurus-jurus yang telah dipelajari.
Sparring atau Pertandingan Simulasi: Menguji ketangkasan dalam menghadapi lawan.
Kolaborasi dengan Musik Pengiring: Sebagai bagian dari seni pertunjukan, beberapa mahasiswa juga diuji dalam menyesuaikan gerakan dengan iringan musik live menggunakan Talempong Pacik sebagai tradisi Minangkabau.
Tantangan dan Adaptasi Mahasiswa Tanzania
Mempelajari seni bela diri yang memiliki karakteristik unik seperti Silat tentu bukan hal mudah bagi mahasiswa internasional. Perbedaan latar belakang budaya dan pengalaman bela diri sebelumnya menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan antusiasme dan dedikasi tinggi, para mahasiswa Dharmasiswa mampu beradaptasi dan menunjukkan kemajuan yang luar biasa.
Partisipasi mahasiswa Dharmasiswa dalam mata kuliah Silat ini membuka peluang lebih luas bagi pertukaran budaya antara Indonesia dan Tanzania. Dengan adanya kelas internasional ini, seni bela diri Silat semakin dikenal di tingkat global, sekaligus mempererat hubungan antarbangsa melalui seni dan budaya.

Diharapkan, setelah kembali ke negaranya, mahasiswa Dharmasiswa ini dapat menjadi duta budaya yang memperkenalkan Silat kepada komunitas mereka. Hal ini juga sejalan dengan visi perguruan tinggi dalam menjadikan seni dan budaya sebagai alat diplomasi yang kuat di tingkat internasional.
Program ini menjadi bukti bahwa pembelajaran seni bela diri bukan hanya soal teknik dan kekuatan, tetapi juga membangun pemahaman lintas budaya yang lebih dalam. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang kelas internasional dan program pertukaran budaya di kampus ini, jangan ragu untuk menghubungi kami atau mengikuti berita terbaru di situs ini.
SilatInternasional #Dharmasiswa #Tanzania #BelaDiriTradisional #SilatUntukDunia #PertukaranBudaya #isipadangpanjang