

Perkembangan dunia seni tari hari ini sangat signifikan, dapat dilihat dari kehadiran koreografer-koreografer muda dari bebagai daerah di Indonesia, ada yang memiliki latar belakang akademisi, dan juga dari sanggar seni.Begitu juga di Sumatera Barat, karya-karya yang sangat populer di Sumatera Barat adalah karya dengan jenis Kreasi Baru, yakni jenis karya hiburan yang merupakan hasil pengembangan dari tari tradisi. Jenis karya ini sangat banyak diminati para penyelenggara event karena cenderung lebih ringan dan gampang dinikmati. Berbeda halnya dengan karya dengan jenis kontemporer, adalah karya konseptul yang cenderung memiliki durasi dan proses yang panjang, maka hanya beberapa orang yang konsisten berkarya dan menonton pertunjukan dengan gendre ini.
Pernyataan diatas menimbulkan pertanyaan, kenapa minim Koreografer Kontemporer muda di Sumatera Barat? Salah satu jawabannya adalah proses transmisi pengetahuan yang terputus tentang proses berkarya. Hal tersebut dipengaruhi oleh minimnya ruang diskusi untuk membicarakan tari dan perkembangannya. Untuk itu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Seni Tari sebagai salah satu jembatan mahasiswa seni tari ISI Padangpanjang, yang akan menjadi penerus Koreografer muda di Sumatera Barat, memiliki Inisiatif untuk membuka ruang diskusi yang memiliki judul “LAPAU TARI”Memilih dua suku kata yang berbeda “Lapau” dan “Tari” merupakan bentuk identitas kelokalan yang menjadi ikon dari kegiatan ini. lapau sendiri memili arti tempat berjualan makanan dan minuman, lapau juga berarti sebagai tempat bertukar informasi, berdiskusi, hingga adu argumen. Tari memiliki arti sebagai gerak yang memiliki penghayatan dan makna. Dari pengertian dua suku kata tersebut Lapau Tari diartikan sebagai ruang diskusi untuk bertukar informasi, pengalaman, seputar dunia seni tari.
